22 November 2008

Cinta dan Perkawinan

murid bertanya : "Apakah itu CINTA?
Bagaimana saya bisa
menemukannya?"

Guru :
"Semisal Ada ladang gandum yang luas didepan sana.
Berjalanlah
kamu dan tanpa boleh mundur kembali,
kemudian ambillah satu saja ranting.

Jika km menemukan ranting yg kamu anggap plng menakjubkan,
artinya
kamu telah menemukan cinta."

murid pun berjalan, dan tidak seberapa lama,
dia kembali dengan tangan
kosong, tanpa membawa apapun.

Guru : "Mengapa kamu tidak membawa satupun ranting?"

murid : "Aku hanya blh membawa 1 saja,dan saat berjalan tdk
boleh mundur kembali (berbalik)."

Sebenarnya aku telah menemukan yang paling menakjubkan,
tapi aku tak tahu
apakah ada yg lebih menakjubkan lagi
di depan sana, jadi tak kuambil
ranting tersebut.
Saat ku melanjutkan berjalan lebih jauh lagi,
baru kusadari
bahwasanya ranting-ranting yang kutemukan

kemudian tak sebagus ranting yang
tadi,
jadi akhirnya tak kudapatkan sebatangpun"
(T.T)


Guru : "Jadi ya itulah cinta"

==========================================================

Murid bertanya : "Apa itu PERKAWINAN?
Bagaimana saya bisa menemukannya?"

Guru pun menjawab : "Ada hutan yang subur didepan saja.
Berjalanlah tanpa
boleh mundur kembali (menoleh)
dan kamu hanya boleh menebang satu pohon
saja.
Dan tebanglah jika kamu menemukan pohon yang paling tinggi,
karena
artinya kamu telah menemukan apa itu perkawinan."

Murid pun berjalan, dan tidak seberapa lama,
dia kembali dengan membawa
pohon.
Pohon tersebut bukanlah pohon yang segar/subur,
dan tidak juga
terlalu tinggi. Pohon itu biasa-biasa saja.

Guru : "Mengapa kamu memotong pohon yang seperti itu?"

Murid : "Sebab berdasarkan pengalamanku sebelumnya,
setelah
menjelajah seluruh ladang gandum,
ternyata aku kembali dengan tangan kosong.

Jadi dikesempatan ini, aku lihat pohon ini,
dan kurasa tidaklah buruk-buruk
amat.

Jadi kuputuskan untuk menebangnya dan membawanya kesini.
Aku tidak mau menghilangkan kesempatan untuk mendapatkannya."
(>.<)
Guru pun kemudian menjawab, "Ya, itulah perkawinan."

--------------------------
CATATAN KECIL :
--------------------------

CINTA itu semakin dicari, maka semakin tidak ditemukan.
Cinta adanya di
dalam lubuk hati,
ketika dapat menahan keinginan dan harapan yang lebih.
Ketika pengharapan dan keinginan yang berlebih akan cinta,
maka yang didapat
adalah kehampaan...
tiada sesuatupun yg didapat, dan tdk dpt
dimundurkan kembali.
Waktu dan masa tidak dapat diputar mundur.
Terimalah
cinta apa adanya.

PERKAWINAN adalah kelanjutan dari Cinta.
Adalah proses mendapatkan
kesempatan,
ketika kamu mencari yang terbaik diantara pilihan yang ada,
maka
akan mengurangi kesempatan untuk mendapatkannya,
Ketika kesempurnaan ingin
kau dapatkan,
maka sia2lah waktumu dalam mendapatkan perkawinan itu,
karena
sebenarnya kesempurnaan itu hampa adanya.

*** Selamat mencari cinta dan perkawinan ***

God Bless you.

Ungkapan Cinta tak harus sama

Bu, lapar!,
rengek anak kecil yang sedang berada dipangkuannya.
Wanita itu menatap dengan lembut anaknya.
Hatinya terasa teriris-iris.
Dipandangi gubug reyot tempatnya tinggal,
tidak ada sama sekali makanan yang masih tersisa.

Hanya ada air putih yang masih tersisa
di dalam kendi tanah diatas meja.
Perlahan diraihnya kendi tanah itu
dan mengulurkan kucunya ke mulut anak
semata wayangnya.

Sang anak meneguk tiga kali berusaha
menghilangkan rasa lapar dengan meminum air.
Anak kecil itu menatap wajah ibunya dengan penuh rasa sayang,
seakan ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sangat dalam.

Tangan kecilnya meraih ke atas mengusap air mata bening
yang keluar dari kelopak mata ibunya.

"Mengapa ibu menangis", tanya sang anak perlahan.

Wanita itu menghela nafas panjang,
dia berfikir tidak mungkin menjelaskan apa yang sedang
difikirkannya kepada anak kecil ini. Ini tentang beban
hidupnya yang sangat berat, bahkan dia selalu berusaha tegar
terhadap semua keterbatasan yang dia miliki.

"Nggak apa-apa kok sayang, bobok lagi saja !", ujarnya lembut..
seakan ingin menciptakan ketentraman di hati anaknya.

Sang anak menatap lebih dalam ke arah mata ibunya,
seakan mencoba mencari tahu alasan mengapa ibunya menangis.

"Aku tahu beban ibu sangat berat",
celetuk polos sang anak yang membuat ibunya sedikit tersentak.

"Aku tahu dengan segala keterbatasan ibu,
slalu berusaha utk mencukupi segala kebutuhanku.

Ibu menjadi buruh mencuci,
terkadang ibu mengumpulkan sisa-sisa sampah utk dijual lagi.

Aku tahu ibu melakukan itu semua agar aku bisa makan",
anak kecil itu terus berceloteh untuk membuat ibunya bangga.

"Tapi ibu tidak bisa menyekolahkanmu anakku !",
jawab sang ibu dengan penuh penyesalan.

"Ibuku sayang !",
kata sang anak sambil bangkit dari tidurnya.

Diletakkan kedua tangannya di pangkuan ibunya seakan ingin
memberikan kekuatan kepada orang yang paling dicintainya.

"Ibu tidak menyekolahkanku, tp setiap malam ibu mengajariku
membaca, berhitung, berdoa, atau pengetahuan baru
dari kertas koran bekas yang kita kumpulkan.

Semakin hari aku semakin mengerti tentang ilmu-ilmu baru,
bahkan mungkin jauh lebih banyak dari teman-teman sebayaku",
jawab sang anak tulus dan bangga.

"Iya, tapi aku tak mampu menyekolahkanmu di SD di kampung kita.
Coba kalau ibu mampu maka kamu nanti bisa punya ijasah
untuk melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi,
dan masa depanmu akan lebih baik",
sang ibu menjawab sambil tertunduk
seakan merasa telah mengeluh terlalu dalam kepada anaknya.

Sang anak kecil menggeser duduknya tepat dihadapan sang ibu.
Dia tersenyum sangat manis, dipijatnya kaki wanita didepannya.
Seorang wanita yg cantik sebenarnya..,
tapi nampak lbh tua dari umur yg sebenarnya,
apalagi dia harus hidup sendiri sepeninggal suaminya.

"Ibuku sayang, dengan semua yang ibu bisa,
ibu sudah memberikan yang terbaik untuk kehidupanku.

Aku bersyukur krn mendapatkan limpahan kasih sayang.
Ibu selalu mengajariku semua yang seharusnya aku tahu.
Ibu selalu berada disampingku pada saat aku membutuhkannya.

Aku memang ingin sekolah di SD di kampung kita, tetapi aku
lebih ingin mendapatkan cinta yang aku rasakan selama ini.
Aku memang ingin hidup berlimpah seperti anak kecil sebayaku,
tetapi aku lebih ingin hidup disampingmu karena aku
slalu mendapatkan kasih sayang yg slm ini aku butuhkan.".

Sambil mendekatkan wajah,
anak kecil itu melanjutkan perkataannya...,
"Bu,mencintai tak harus sama,
ketulusan untuk mewujudkan cinta jauh lebih
penting dari sekedar menyamakannya dgn kehidupan orang lain."

Dipeluknya wanita itu dengan penuh kasih sayang,
"Bobok lagi yuk, ibu harus istirahat, besok kita janji jam5
sudah harus di rumah Pak Hadi untuk mencuci baju"

Anak kecil itu menarik selimut kumalnya sampai ke dada.
Membiarkan wanita itu berurai air mata.

Tetapi kali ini bukan karena kesedihan meratapi nasib,
justru karena syukur yang amat dalam,
karena Tuhan mengirimkan malaikat kecil
untuk mendampingi dan memperkuat hidupnya.


Selamat menjalani hari dengan penuh rahmat.

God Bless you.

Manakah yang kita Pilih ?

Jerry adalah seorang manager restoran di Amerika.
Dia selalu dalam semangat yang baik dan selalu
punya hal positif untuk dikatakan.

Jika seseorang bertanya kepadanya tentang
apa yang sedang dia kerjakan, dia akan selalu menjawab,
"Jika aku dapat yang lebih baik, aku lebih suka menjadi orang kembar!"

Banyak pelayan di restorannya keluar jika Jerry pindah kerja,
sehingga mereka dapat tetap mengikutinya
dari satu restoran ke restoran yang lain.
Alasan mengapa para pelayan restoran tersebut keluar mengikuti Jerry
adalah karena sikapnya.

Jerry adalah seorang motivator alami.
jika karyawannya sedang mengalami hari yang buruk,
dia selalu ada di sana,
memberitahu karyawan tersebut bagaimana
melihat sisi positif dari situasi yang tengah dialamai.

Melihat gaya tersebut benar-benar membuat aku penasaran,
jadi suatu hari aku temui Jerry dan bertanya padanya,
"Aku tidak mengerti! Tidak mungkin seseorang
menjadi orang yang berpikiran positif sepanjang waktu.

Bagaimana kamu dapat melakukannya?"
Jerry menjawab, "Tiap pagi aku bangun dan berkata pada diriku,
aku punya dua pilihan hari ini. Aku dapat memilih untuk ada
di dalam suasana yang baik atau memilih dalam suasana yang jelek.
Aku selalu memilih dalam suasana yang baik.
Tiap kali sesuatu terjadi, aku dapat memilih untuk menjadi korban
atau aku belajar dari kejadian itu.
Aku selalu memilih belajar dari hal itu.
Setiap ada sesorang menyampaikan keluhan, aku dapat
memilih untuk menerima keluhan mereka
atau aku dapat mengambil sisi positifnya....
dan Aku selalu memilih sisi positifnya."

"Tetapi tidak selalu semudah itu," protesku.
"Ya, memang begitu," kata Jerry,
"Hidup adalah sebuah pilihan. Saat kamu membuang seluruh masalah,
setiap keadaan adalah sebuah pilihan.

Kamu memilih..
bagaimana bereaksi terhadap semua keadaan.
Kamu memilih..
bagaimana orang-orang disekelilingmu terpengaruh oleh keadaanmu.
Kamu memilih..
untuk ada dalam keadaan yang baik atau buruk.
Itu adalah pilihanmu, bagaimana kamu hidup."

Beberapa tahun kemudian,
aku dengar Jerry mengalami musibah yang tak pernah

Terjadi dalam bisnis restoran :
membiarkan pintu belakang tidak terkunci pada suatu pagi
dan dirampok oleh tiga orang bersenjata.
Saat mencoba membuka brankas, tangannya gemetaran
karena gugup dan salah memutar nomor kombinasi.
Para perampok panik dan menembaknya.
Untungnya, Jerry cepat ditemukan
dan segera dibawa ke rumah sakit.

Setelah menjalani operasi selama 18 jam
dan seminggu perawatan intensif,
Jerry dapat meninggalkan rumah sakit dengan
beberapa bagian peluru masih berada di dalam tubuhnya.
Aku melihat Jerry enam bulan setelah musibah tersebut.

Saat aku tanya Jerry bagaimana keadaannya,
dia menjawab,
"Jika aku dapat yang lebih baik, aku lebih suka menjadi orang kembar.
Mau melihat bekas luka-lukaku?"
Aku menunduk untuk melihat luka-lukanya,
tetapi aku masih juga bertanya apa
yang dia pikirkan saat terjadinya perampokan.

"Hal pertama yang terlintas dalam pikiranku
adalah bahwa aku harus mengunci pintu belakang," jawab Jerry.
"Kemudian setelah mereka menembak dan aku
tergeletak di lantai, aku ingat bahwa aku punya dua pilihan :
aku dapat memilih untuk hidup atau mati.
Aku memilih untuk hidup."

"Apakah kamu tidak takut?" tanyaku.
Jerry melanjutkan, " Para ahli medisnya hebat.
Mereka terus berkata bahwa aku akan sembuh.
Tapi saat mereka mendorongku ke ruang gawat darurat
dan melihat ekspresi wajah para dokter dan suster aku jadi takut.
Mata mereka berkata : "Orang ini akan mati".
Aku tahu aku harus mengambil tindakan."

"Apa yang kamu lakukan?" tanya saya.
"Disana ada suster gemuk yang bertanya padaku," kata Jerry.
"Dia bertanya apakah aku punya alergi. 'Ya' jawabku..

Para dokter dan suster berhenti bekerja
dan mereka menunggu jawabanku.
Aku menarik nafas dalam-dalam dan berteriak, 'Peluru!'
Ditengah tertawa mereka aku katakan,
"Aku memilih untuk hidup,
Tolong aku dioperasi sebagai orang hidup,
bukan orang mati'."

Jerry dapat hidup karena keahlian para dokter,
tetapi juga karena sikapnya hidupnya yang mengagumkan.
Aku belajar dari dia bahwa tiap hari kamu dapat
memilih apakah kamu akan menikmati hidupmu atau membencinya.

Satu hal yang benar-benar milikmu
yang tidak bisa dikontrol oleh orang lain
adalah sikap hidupmu,
sehingga jika kamu bisa mengendalikannya dan segala hal
dalam hidup akan jadi lebih mudah.

Sekarang kamu punya dua pilihan:
1. Kamu dapat menutup blog ini, atau
2. Kamu meneruskannya ke seseorang yang kamu kasihi.

Aku berharap kamu memilih #2, karena aku telah melakukannya.

Salam,

Makna dari wortel - telor - biji kopi

Seorang anak mengeluh pada ayahnya tentang hidupnya yang sulit.
Ia tidak tahu lagi harus berbuat apa dan ingin menyerah saja.
Ia lelah berjuang.

Setiap saat satu persoalan terpecahkan, persoalan yang lain muncul.
Ayahnya, seorang juru masak, tersenyum
dan membawa anak Perempuannya ke dapur.

Ia lalu mengambil tiga buah panci, mengisinya masing-masing
dengan air dan meletakkannya pada kompor yang menyala.

Beberapa saat kemudian air dalam panci-panci itu mendidih.
Pada panci pertama, ia memasukkan wortel.
Lalu, pada panci kedua ia memasukkan telur.
Dan, pada panci ketiga ia memasukkan beberapa biji kopi tumbuk.

Ia membiarkan masing-masing mendidih.
Selama itu ia terdiam seribu basa.

Sang anak menggereget gigi, tak Sabar menunggu
dan heran dengan apa yang dilakukan oleh ayahnya.

Dua puluh menit kemudian, sang ayah mematikan api.
Lalu menyiduk wortel dari dalam panci dan
meletakkanya pada sebuah piring.

Kemudian ia mengambil telur dan
meletakkanya pada piring yang sama.

Terakhir ia menyaring kopi yang diletakkan pada piring itu juga.

Ia lalu menoleh pada anaknya dan bertanya,
"Apa yang kau lihat, nak?”
“Wortel, telur, dan kopi, ” jawab sang anak.

Ia membimbing anaknya mendekat dan
memintanya untuk memegang wortel.
Anak itu melakukan apa yang diminta dan
mengatakan bahwa wortel itu terasa lunak.

Kemudian sang ayah meminta anaknya memecah telur.
Setelah telur itu dipecah dan dikupas,
sang anak mengatakan bahwa telur rebus itu kini terasa keras.

Sang anak tersenyum saat mencicipi aroma kopi yang sedap itu.
“Apa maksud semua ini, ayah?” tanya sang anak.

Sang ayah menjelaskan bahwa setiap benda
tadi telah mengalami hal yang sama,
yaitu direbus dalam air mendidih,
tetapi selepas perebusan itu mereka berubah
menjadi sesuatu yang berbeda-beda.

Wortel yang semula kuat dan keras,
setelah direbus dalam air mendidih,
berubah menjadi lunak dan lemah.

Sedangkan telur, sebaliknya,
yang semula mudah pecah, kini setelah direbus menjadi keras dan kokoh.

Sedangkan biji kopi tumbuK berubah menjadi sangat unik.
Biji kopi, setelah direbus, malah mengubah air yang merebusnya itu.

“Maka, yang manakah dirimu?” tanya sang ayah pada anaknya.
Di saat kesulitan menghadang langkahmu,
perubahan apa yang terjadi pada dirimu?

Apakah kau menjadi sebatang wortel, sebutir telur atau biji kopi?”

Salam,

Akankah engkau Mengeluh ?

Hari ini sebelum kamu mengeluh tentang rasa dari makananmu,
Pikirkan tentang seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.
Sebelum Anda mengeluh tidak punya apa-apa
Pikirkan tentang seseorang yang harus meminta-minta di jalanan.

Sebelum kamu mengeluh bahwa kamu buruk,
Pikirkan tentang seseorang yang berada pada tingkat yang terburuk di dalam hidupnya.

Sebelum kamu mengeluh tentang suami atau istri Anda.
Pikirkan tentang seseorang yang memohon kepada Tuhan untuk diberikan teman hidup

Hari ini sebelum kamu mengeluh tentang hidupmu,
Pikirkan tentang seseorang yang meninggal terlalu cepat

Sebelum kamu mengeluh tentang anak-anakmu,
Pikirkan tentang seseorang yang sangat ingin mempunyai anak tetapi dirinya mandul

Sebelum kamu mengeluh tentang rumahmu yang kotor karena pembantumu tidak
mengerjakan tugasnya, Pikirkan tentang orang-orang yang tinggal di jalanan

Sebelum kamu mengeluh tentang jauhnya kamu telah menyetir,
Pikirkan tentang seseorang yang menempuh jarak yang sama dengan berjalan

Dan disaat kamu lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu,
Pikirkan tentang pengangguran, orang-orang cacat yang berharap mereka mempunyai pekerjaan seperti Anda

Sebelum kamu menunjukkan jari dan menyalahkan orang lain,
ingatlah bahwa tidak ada seorangpun yang tidak berdosa,,,

Kita semua menjawab kepada Tuhan
Dan ketika kamu sedang bersedih dan hidupmu dalam kesusahan,
Tersenyum dan mengucap syukurlah kepada Tuhan bahwa kamu masih diberi kehidupan

salam,

DIA selalu ada untuk kita

Ada sebuah suku pada bangsa Indian yang memiliki
cara yang unik untuk mendewasakan
anak laki-laki dari suku mereka.

Jika seorang anak laki-laki tersebut dianggap
sudah cukup umur untuk di dewasakan,
maka anak laki-laki tersebut akan di bawa pergi
oleh seorang pria dewasa yang bukan sanak saudaranya,
dengan mata tertutup.

Anak laki-laki tersebut di bawa jauh
menuju hutan yang paling dalam.

Ketika hari sudah menjadi sangat gelap,
tutup mata anak tersebut akan dibuka,
dan orang yang menghantarnya akan meninggalkannya sendirian.
Ia akan dinyatakan lulus dan diterima sebagai pria dewasa
dalam suku tersebut.

jika ia tidak berteriak atau menangis hingga malam berlalu.
Malam begitu pekat, bahkan sang anak itu tidak dapat
melihat telapak tangannya sendiri, begitu gelap
dan ia begitu ketakutan.

Hutan tersebut mengeluarkan suara-suara yang begitu menyeramkan,
auman serigala, bunyi dahan bergemerisik, dan ia semakin ketakutan,
tetapi ia harus diam, ia tidak boleh berteriak atau menangis,
ia harus berusaha agar ia lulus dalam ujian tersebut.

Satu detik bagaikan berjam-jam, satu jam bagaikan bertahun-tahun,
ia tidak dapat melelapkan matanya sedetikpun,
keringat ketakutan mengucur deras dari tubuhnya.

Cahaya pagi mulai tampak sedikit, ia begitu gembira,
ia melihat sekelilingnya, dan kemudian ia menjadi begitu kaget,
ketika ia mengetahui bahwa ayahnya berdiri
tidak jauh dibelakang dirinya,
dengan posisi siap menembakan anak panah,
dengan golok terselip dipinggang, menjagai anaknya sepanjang malam,

jikalau ada ular atau binatang buas lainnya,
maka ia dengan segera akan melepaskan anak panahnya,
sebelum binatang buas itu mendekati anaknya.

Sambil berdoa agar anaknya tidak berteriak atau menangis.

Dalam mengarungi kehidupan ini,
sepertinya Tuhan “begitu kejam”
melepaskan anak-anakNya kedalam dunia yang jahat ini.

Terkadang kita tidak dapat melihat penyertaanNya,
namun satu hal yang pasti.. !

DIA setia,
DIA mengasihi kita,
dan DIA selalu ada bagi kita…

Salam,

Milikilah Kesabaran

Alkisah, di sebuah perguruan shaolin,
beberapa bhiksu sedang berlatih kungfu.
Dari beberapa bhiksu,ada seorang bhiksu muda lain,
sedang berlatih kungfu juga.

Namun di kalangan bhiksu-bhiksu muda lainnya,
bhiksu muda ini terkenal sebagai bhiksu yang temperamental,
dan tidak sabaran.

Suatu hari, menghadaplah bhiksu muda ini pada gurunya.

“Guru… Hari ini saya menghadap guru,
ingin minta bimbingan pada guru,” ucap bhiksu muda ini…

“Ada apa muridku?” tanya bhiksu tua.

“Saya ingin belajar menjadi orang yang sabar"
"melatih kesabaran pada guru"
"Saya mohon agar saya diajarin menjadi orang yang sabar,”
ucap bhiksu muda ini.

Sang Guru memandang pada muridnya bhiksu muda itu.
Memang di semua muridnya, bhiksu muda ini
terkenal kurang sabar, temperamental,
padahal kungfunya paling jago..

Namun di setiap pertandingan dengan murid-muridnya yang laen,
bhiksu muda ini belum pernah menang,
padahal jurus kungfunya bagus.

Namun karena tidak sabaran,
maka dia sering kalah pada akhirnya.
Padahal di awal-awal dia menguasai pertandingan..

“Ehmm…baiklah kalau kamu mau belajar menjadi sabar, itu bagus.
Saya akan mengajarimu ilmu menjadi sabar,” ucap sang Guru.

“Terima kasih guru, tapi kapan guru akan mengajariku?”

“Nantilah, saya pikirkan dulu caranya..
Nah, sambil menunggu pikiran saya muncul,
kamu tolong ambilkan saya secangkir minuman,”

Bhiksu muda ini dengan cepat segera mengambil minuman,
lantas menghidangkannya untuk gurunya..

Bhiksu tua meminum airnya dengan pelan.. lama…

“Ahh… kamu tolong ambilkan beberapa buku
yang ada di atas meja di ruang perpustakaan,” ucap Guru

Dengan cepat, bhiksu muda A mengambil buku-buku yang dimaksud..

“Guru.. apakah guru sudah bisa mulai
mengajariku bagaiamana supaya aku sabar?” tanya bhiksu muda.

“Sebentar, saya akan cari dulu di buku-buku ini,”
ucap sang Guru sambil membuka-buka halaman-halaman buku.

Lama dia membuka satu demi satu halaman buku. Setelah satu buku,
dilanjutkan buku kedua, ketiga, keempat,
kelima sampai buku kedelapan, buku terakhir yang dibukanya..

“guru, nurut saya, di buku-buku itu tidak terdapat
cara bagaimana menjadi sabar,
saya liat judul-judulnya saja tidak ada,
”ucap bhiksu muda kuzhin.

Waktu sudah 5 jam berlalu…

Sang Guru sekarang malah diam,
dia seakan-akan tidak mendengarkan ucapan bhiksu muda ini…
Dia terus membolak balik halaman demi halaman bukunya..
terus dia pun berkata :
”Sepertinya aku tidak dapat mengajarimu ilmu kesabaran skrng..”

“Ooo….Jadi kapan guru bisa?
Saya pengen sekali belajar menjadi orang yang sabar”
“Saya ingin sekali menjadi orang yang sabar secepatnya,”
“Tolonglah saya, guru…Ajarkan saya"
"didik saya secepatnya agar saya bisa menjadi orang yang sabar”
pinta bhiksu muda ini pada gurunya..

“Iyah..saya tau.."
"Namun saya belum bisa mengajarkannya padamu,” jelas Guru..

“Kenapa guru? Kenapa belum bisa sekarang?"
"Saya sudah ingin sekali menjadi bhiksu yang sabar."
"Semakin cepat saya sabar, kan semakin bagus,” pinta bhiksu muda.

“Ayolah guru..saya memohon agar saya diajarkan
agar saya bisa menjadi bhiksu penyabar,”lanjutnya..

Bhiksu Guru tetap diam.. hening…

Kapankah bhiksu Guru ini
mengajarkan bagaimana menjadi sabar pada muridnya bhiksu muda ?

Anda pasti dapat mengetahui jawaban dar arti dari cerita diatas..

Salam,

Tenanglah dalam keheningan

Ada seorang tukang kayu.
Suatu saat ketika sedang bekerja, secara tak disengaja
arlojinya terjatuh dan terbenam di antara
tingginya tumpukan serbuk kayu.

Arloji itu adalah sebuah hadiah dan telah dipakainya cukup lama.
Ia amat mencintai arloji tersebut.
Karenanya ia berusaha sedapat mungkin untuk
menemukan kembali arlojinya.

Sambil mengeluh mempersalahkan keteledoran diri sendiri
si tukang kayu itu membongkar tumpukan serbuk yang tinggi itu.

Teman-teman pekerja yang lain juga turut membantu mencarinya.
Namun sia-sia saja. Arloji kesayangan itu tetap tak ditemukan.
Tibalah saat makan siang.
Para pekerja serta pemilik arloji tersebut dengan semangat
yang lesu meninggalkan bengkel kayu tersebut.

Saat itu seorang anak yang sejak tadi memperhatikan
mereka mencari arloji itu, datang mendekati tumpukan
serbuk kayu tersebut. Ia menjongkok dan mencari.
Tak berapa lama berselang ia telah menemukan kembali
arloji kesayangan si tukang kayu tersebut.

Tentu si tukang kayu itu amat gembira.
Namun ia juga heran, karena sebelumnya banyak orang
telah membongkar tumpukan serbuk namun sia-sia.

Tapi anak ini cuma seorang diri saja,
dan berhasil menemukan arloji itu.

"Bagaimana caranya engkau mencari arloji ini?"

"Saya hanya duduk secara tenang di lantai.
Dalam keheningan itu saya bisa mendengar bunyi tik-tak,

Dengan itu saya tahu di mana arloji itu berada", jawab anak itu.

Keheningan adalah pekerjaan rumah yang paling
sulit diselesaikan selama hidup.

Sering secara tidak sadar kita terjerumus dalam
seribu satu macam 'kesibukan dan kegaduhan'.

Ada baiknya kita menenangkan diri kita terlebih dahulu
sebelum mulai melangkah menghadapi setiap permasalahan.

"Segenggam ketenangan lebih baik dari pada
dua genggam jerih payah dan usaha menjaring angin."

Salam,

Beranikah engkau membuang beban di pundakmu ?

Bukan berat Beban yang membuat kita Stress,
tetapi lamanya kita memikul beban tersebut.

Pada saat memberikan kuliah tentang Manajemen Stress,
Stephen Covey mengangkat segelas air dan bertanya
kpd siswanya: "Seberapa berat menurut anda kira segelas air ini?"

Para siswa menjawab mulai dari 200 gr sampai 500 gr.
"Ini bukanlah masalah berat absolutnya,
tapi tergantung berapa lama anda memegangnya." kata Covey.

"Jika saya memegangnya selama 1 menit, tidak ada masalah.
Jika saya memegangnya selama 1 jam, lengan kanan saya akan sakit.
Dan jika saya memegangnya selama 1 hari penuh, mungkin anda
harus memanggilkan ambulans untuk saya.

Beratnya sebenarnya sama, tapi semakin lama saya memegangnya,
maka bebannya akan semakin berat."

"Jika kita membawa beban kita terus menerus,
lambat laun kita tidak akan mampu membawanya lagi. "

"Beban itu akan meningkat beratnya." lanjut Covey.
"Apa yang harus kita lakukan adalah meletakkan gelas tersebut,
istirahat sejenak sebelum mengangkatnya lagi".

Kita harus meninggalkan beban kita secara periodik,
agar kita dapat lebih segar dan mampu membawanya lagi.

Jadi sebelum pulang ke rumah dari pekerjaan sore ini,
tinggalkan beban pekerjaan.
Jangan bawa pulang.
Beban itu dapat diambil lagi besok.

Apapun beban yang ada dipundak anda hari ini,
coba tinggalkan sejenak jika bisa.

Setelah beristirahat nanti dapat diambil lagi.

Hidup ini singkat,
jadi cobalah menikmatinya dan memanfaatkannya...!!

Hal terindah dan terbaik di dunia ini tak dapat dilihat,
atau disentuh, tapi dapat dirasakan jauh di relung hati kita.

Start the day with smile and have a good day........

Salam,

Beranikah engkau mengasihi ?

Pernahkah engkau ditinggalkan oleh orang yang kau kasihi untuk selamanya?

Wanita ini mengalaminya…
Ditinggalkan oleh dua pribadi yang telah hidup
seatap bersamanya untuk 17 tahun lamanya.

Di dalam semalam hidup wanita ini berubah
menjadi seorang diri, tanpa ada lagi pribadi
yang membimbing dan melindungi.

Tiada lagi tempat untuk bercerita dan menangis.

Hanya seorang diri...

Benarkah wanita ini hanya seorang diri?

Tidak teman…
Sejak waktu itu, Tuhan langsung pegang hidup wanita ini.
Dia langsung berperan menjadi orang tua buat hidup wanita ini.
Dia menjadi tempat pertama untuk wanita ini
bersandar ketika wanita ini lemah, menangis atau
saat bingung dengan keadaan hidup ini.
Dia menjadi tempat pertama untuk wanita ini
menceritakan kebahagiaan yang ia rasakan.

Bahkan Tuhan memberikan wanita ini kejutan-kejutan manis
yang seakan-akan ingin mengatakan pada wanita ini
bahwa Tuhan mencintainya.

Wanita ini semakin bertumbuh dan kembali
memiliki pengharapan atas hidupnya.
Akan tetapi, Tuhan belum selesai atas wanita ini....

Hati wanita ini masih penuh dengan ketakutan.
Ketakutan yang terutama adalah untuk mengasihi dan dikasihi.
Dirinya takut sekali ketika dia berani mengasihi
karena itulah saatnya dia berani melangkah maju
dengan mengambil resiko kehilangan lagi.

Benteng dalam dirinya telah di bangun dengan kuat
selama ini untuk melindungi hatinya yang rapuh.

Tuhan sayang padanya, sehingga tujuh tahun kemudian,
Tuhan ijinkan seorang pria masuk ke dalam hati wanita ini.
Wanita ini ingin menolak, akan tetapi Tuhan mengingatkannya,

”Di waktu lalu engkau kuat untuk bertahan dan bangkit."
"Maukah engkau percaya bahwa Aku Tuhan.."
"yang pegang dan menjaga hatimu. Janganlah Takut”.

Hari ini, hati wanita ini kembali disusupi oleh ketakutan
akan ditinggalkan oleh pria yang telah ia kasihi.

Kuatir dan merasa lebih baik seorang diri.
Wanita ini kembali mengingat Janji Tuhan untuk
percaya bahwa Tuhan akan terus menjaga hati dan hidupnya.

Wanita ini tidak berjalan sendiri, dan
sepanjang Tuhan menjadi tempat pertama
maka wanita ini tidak perlu takut.

Sepanjang ada Tuhan yang pegang hidupnya,
maka wanita ini pasti akan berdiri.

Ketika ada pertemuan pasti ada perpisahan.
Entah sekarang atau di masa yang akan datang.

Akan tetapi nikmatilah saat di mana engkau
memiliki kesempatan mengasihi dan dikasihi oleh orang lain.

Karena saat itulah Tuhan mendewasakan engkau.
Dan buang jauh ketakutan dan kekuatiran itu
dari dalam benak kita karena akan menghalangi kita
untuk mengalami hidup berkelimpahan.

Nikmatilah, Bersyukurlah dan Beranilah....

Salam,

Adakah Sedikit Waktu Luang-mu ?

Seperti biasa Andrew, Kepala Cabang
di sebuah perusahaan swasta terkemuka di Jakarta,
tiba di rumahnya pada pukul 9 malam.

Tidak seperti biasanya, Santo,
putra pertamanya yang baru duduk di kelas tiga SD
membukakan pintu untuknya.

Nampaknya ia sudah menunggu cukup lama.
“Kok, belum tidur ?” sapa Andrew sambil mencium anaknya.
Biasanya Santo memang sudah lelap
ketika ia pulang dan baru terjaga ketika ia akan berangkat
ke kantor pagi hari.

Sambil membuntuti sang Papa menuju ruang keluarga,

Santo menjawab,
“Aku nunggu Papa pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji Papa ?”

“Lho tumben, kok nanya gaji Papa ? Mau minta uang lagi, ya ?”
“Ah, enggak. Pengen tahu aja” ucap Santo singkat.

“Oke. Kamu boleh hitung sendiri"
"Setiap hari Papa bekerja sekitar 10 jam dan dibayar Rp. 400.000,-."
"Setiap bulan rata-rata dihitung 22 hari kerja."

Sabtu dan Minggu libur, kadang Sabtu Papa masih lembur.
Jadi, gaji Papa dalam satu bulan berapa, hayo ?”

Santo berlari mengambil kertas dan pensilnya dari meja belajar
sementara Papanya melepas sepatu dan menyalakan televisi.

Ketika Andrew beranjak menuju kamar untuk berganti pakaian,
Santo berlari mengikutinya.

“Kalo satu hari Papa dibayar Rp. 400.000,-untuk 10 jam,"
"berarti satu jam Papa digaji Rp. 40.000,- dong” katanya.

“Wah, pinter kamu. Sudah, sekarang cuci kaki, tidur” perintah Andrew.
Tetapi Santo tidak beranjak.

Sambil menyaksikan Papanya berganti pakaian, Santo kembali bertanya,
“Papa, aku boleh pinjam uang Rp.5.000,- enggak ?”

“Sudah, nggak usah macam-macam lagi. Buat apa minta uang malam-malam
begini? Papa capek. Dan mau mandi dulu. Tidurlah”.

“Tapi Papa…”

Kesabaran Andrew pun habis. “Papa bilang tidur !” hardiknya.

Anak kecil itu pun berbalik menuju kamarnya.
Usai mandi, Andrew nampak menyesali hardiknya.

Ia pun menengok Santo dikamar tidurnya.
Anak kesayangannya itu belum tidur.
Santoh didapati sedang terisak-isak pelan sambil
memegang uang Rp. 15.000,- di tangannya.

Sambil berbaring dan mengelus kepala bocah kecil itu, Andrew berkata,
“Maafkan Papa, Nak, Papa sayang sama Santo.."
"Tapi buat apa sih minta uang malam-malam begini?"
"Kalau mau beli mainan, besok kan bisa.”

“Jangankan Rp.5.000,- lebih dari itu pun Papa kasih” jawab Andrew

“Papa, aku enggak minta uang. Aku hanya pinjam."
"Nanti aku kembalikan.."
"kalau sudah menabung lagi dari uang jajan selama minggu ini”.

“lya, iya, tapi buat apa ?” tanya Andrew lembut.

“Aku menunggu Papa dari jam 8. Aku mau ajak Papa main ular tangga."
"Tiga puluh menit aja...."

"Mama sering bilang kalo waktu Papa itu sangat berharga."

"Jadi, aku mau ganti waktu Papa."
"Aku buka tabunganku, hanya ada Rp.15.000,- "
"tapi karena Papa bilang satu jam Papa dibayar Rp. 40.000,- "

"maka setengah jam aku harus ganti Rp. 20.000,-."
"Tapi duit tabunganku kurang Rp.5.000,"
"makanya aku mau pinjam dari Papa” kata Santo polos.

Andrew pun terdiam. ia kehilangan kata-kata.
Dipeluknya bocah kecil itu erat-erat dengan perasaan haru.

Dia baru menyadari, ternyata limpahan harta yang dia berikan selama ini,
tidak cukup untuk “membeli” kebahagiaan anaknya.

Salam,