22 November 2008

Adakah Sedikit Waktu Luang-mu ?

Seperti biasa Andrew, Kepala Cabang
di sebuah perusahaan swasta terkemuka di Jakarta,
tiba di rumahnya pada pukul 9 malam.

Tidak seperti biasanya, Santo,
putra pertamanya yang baru duduk di kelas tiga SD
membukakan pintu untuknya.

Nampaknya ia sudah menunggu cukup lama.
“Kok, belum tidur ?” sapa Andrew sambil mencium anaknya.
Biasanya Santo memang sudah lelap
ketika ia pulang dan baru terjaga ketika ia akan berangkat
ke kantor pagi hari.

Sambil membuntuti sang Papa menuju ruang keluarga,

Santo menjawab,
“Aku nunggu Papa pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji Papa ?”

“Lho tumben, kok nanya gaji Papa ? Mau minta uang lagi, ya ?”
“Ah, enggak. Pengen tahu aja” ucap Santo singkat.

“Oke. Kamu boleh hitung sendiri"
"Setiap hari Papa bekerja sekitar 10 jam dan dibayar Rp. 400.000,-."
"Setiap bulan rata-rata dihitung 22 hari kerja."

Sabtu dan Minggu libur, kadang Sabtu Papa masih lembur.
Jadi, gaji Papa dalam satu bulan berapa, hayo ?”

Santo berlari mengambil kertas dan pensilnya dari meja belajar
sementara Papanya melepas sepatu dan menyalakan televisi.

Ketika Andrew beranjak menuju kamar untuk berganti pakaian,
Santo berlari mengikutinya.

“Kalo satu hari Papa dibayar Rp. 400.000,-untuk 10 jam,"
"berarti satu jam Papa digaji Rp. 40.000,- dong” katanya.

“Wah, pinter kamu. Sudah, sekarang cuci kaki, tidur” perintah Andrew.
Tetapi Santo tidak beranjak.

Sambil menyaksikan Papanya berganti pakaian, Santo kembali bertanya,
“Papa, aku boleh pinjam uang Rp.5.000,- enggak ?”

“Sudah, nggak usah macam-macam lagi. Buat apa minta uang malam-malam
begini? Papa capek. Dan mau mandi dulu. Tidurlah”.

“Tapi Papa…”

Kesabaran Andrew pun habis. “Papa bilang tidur !” hardiknya.

Anak kecil itu pun berbalik menuju kamarnya.
Usai mandi, Andrew nampak menyesali hardiknya.

Ia pun menengok Santo dikamar tidurnya.
Anak kesayangannya itu belum tidur.
Santoh didapati sedang terisak-isak pelan sambil
memegang uang Rp. 15.000,- di tangannya.

Sambil berbaring dan mengelus kepala bocah kecil itu, Andrew berkata,
“Maafkan Papa, Nak, Papa sayang sama Santo.."
"Tapi buat apa sih minta uang malam-malam begini?"
"Kalau mau beli mainan, besok kan bisa.”

“Jangankan Rp.5.000,- lebih dari itu pun Papa kasih” jawab Andrew

“Papa, aku enggak minta uang. Aku hanya pinjam."
"Nanti aku kembalikan.."
"kalau sudah menabung lagi dari uang jajan selama minggu ini”.

“lya, iya, tapi buat apa ?” tanya Andrew lembut.

“Aku menunggu Papa dari jam 8. Aku mau ajak Papa main ular tangga."
"Tiga puluh menit aja...."

"Mama sering bilang kalo waktu Papa itu sangat berharga."

"Jadi, aku mau ganti waktu Papa."
"Aku buka tabunganku, hanya ada Rp.15.000,- "
"tapi karena Papa bilang satu jam Papa dibayar Rp. 40.000,- "

"maka setengah jam aku harus ganti Rp. 20.000,-."
"Tapi duit tabunganku kurang Rp.5.000,"
"makanya aku mau pinjam dari Papa” kata Santo polos.

Andrew pun terdiam. ia kehilangan kata-kata.
Dipeluknya bocah kecil itu erat-erat dengan perasaan haru.

Dia baru menyadari, ternyata limpahan harta yang dia berikan selama ini,
tidak cukup untuk “membeli” kebahagiaan anaknya.

Salam,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar