Alkisah, di sebuah perguruan shaolin,
beberapa bhiksu sedang berlatih kungfu.
Dari beberapa bhiksu,ada seorang bhiksu muda lain,
sedang berlatih kungfu juga.
Namun di kalangan bhiksu-bhiksu muda lainnya,
bhiksu muda ini terkenal sebagai bhiksu yang temperamental,
dan tidak sabaran.
Suatu hari, menghadaplah bhiksu muda ini pada gurunya.
“Guru… Hari ini saya menghadap guru,
ingin minta bimbingan pada guru,” ucap bhiksu muda ini…
“Ada apa muridku?” tanya bhiksu tua.
“Saya ingin belajar menjadi orang yang sabar"
"melatih kesabaran pada guru"
"Saya mohon agar saya diajarin menjadi orang yang sabar,”
ucap bhiksu muda ini.
Sang Guru memandang pada muridnya bhiksu muda itu.
Memang di semua muridnya, bhiksu muda ini
terkenal kurang sabar, temperamental,
padahal kungfunya paling jago..
Namun di setiap pertandingan dengan murid-muridnya yang laen,
bhiksu muda ini belum pernah menang,
padahal jurus kungfunya bagus.
Namun karena tidak sabaran,
maka dia sering kalah pada akhirnya.
Padahal di awal-awal dia menguasai pertandingan..
“Ehmm…baiklah kalau kamu mau belajar menjadi sabar, itu bagus.
Saya akan mengajarimu ilmu menjadi sabar,” ucap sang Guru.
“Terima kasih guru, tapi kapan guru akan mengajariku?”
“Nantilah, saya pikirkan dulu caranya..
Nah, sambil menunggu pikiran saya muncul,
kamu tolong ambilkan saya secangkir minuman,”
Bhiksu muda ini dengan cepat segera mengambil minuman,
lantas menghidangkannya untuk gurunya..
Bhiksu tua meminum airnya dengan pelan.. lama…
“Ahh… kamu tolong ambilkan beberapa buku
yang ada di atas meja di ruang perpustakaan,” ucap Guru
Dengan cepat, bhiksu muda A mengambil buku-buku yang dimaksud..
“Guru.. apakah guru sudah bisa mulai
mengajariku bagaiamana supaya aku sabar?” tanya bhiksu muda.
“Sebentar, saya akan cari dulu di buku-buku ini,”
ucap sang Guru sambil membuka-buka halaman-halaman buku.
Lama dia membuka satu demi satu halaman buku. Setelah satu buku,
dilanjutkan buku kedua, ketiga, keempat,
kelima sampai buku kedelapan, buku terakhir yang dibukanya..
“guru, nurut saya, di buku-buku itu tidak terdapat
cara bagaimana menjadi sabar,
saya liat judul-judulnya saja tidak ada,
”ucap bhiksu muda kuzhin.
Waktu sudah 5 jam berlalu…
Sang Guru sekarang malah diam,
dia seakan-akan tidak mendengarkan ucapan bhiksu muda ini…
Dia terus membolak balik halaman demi halaman bukunya..
terus dia pun berkata :
”Sepertinya aku tidak dapat mengajarimu ilmu kesabaran skrng..”
“Ooo….Jadi kapan guru bisa?
Saya pengen sekali belajar menjadi orang yang sabar”
“Saya ingin sekali menjadi orang yang sabar secepatnya,”
“Tolonglah saya, guru…Ajarkan saya"
"didik saya secepatnya agar saya bisa menjadi orang yang sabar”
pinta bhiksu muda ini pada gurunya..
“Iyah..saya tau.."
"Namun saya belum bisa mengajarkannya padamu,” jelas Guru..
“Kenapa guru? Kenapa belum bisa sekarang?"
"Saya sudah ingin sekali menjadi bhiksu yang sabar."
"Semakin cepat saya sabar, kan semakin bagus,” pinta bhiksu muda.
“Ayolah guru..saya memohon agar saya diajarkan
agar saya bisa menjadi bhiksu penyabar,”lanjutnya..
Bhiksu Guru tetap diam.. hening…
Kapankah bhiksu Guru ini
mengajarkan bagaimana menjadi sabar pada muridnya bhiksu muda ?
Anda pasti dapat mengetahui jawaban dar arti dari cerita diatas..
Salam,
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar