22 November 2008

Tenanglah dalam keheningan

Ada seorang tukang kayu.
Suatu saat ketika sedang bekerja, secara tak disengaja
arlojinya terjatuh dan terbenam di antara
tingginya tumpukan serbuk kayu.

Arloji itu adalah sebuah hadiah dan telah dipakainya cukup lama.
Ia amat mencintai arloji tersebut.
Karenanya ia berusaha sedapat mungkin untuk
menemukan kembali arlojinya.

Sambil mengeluh mempersalahkan keteledoran diri sendiri
si tukang kayu itu membongkar tumpukan serbuk yang tinggi itu.

Teman-teman pekerja yang lain juga turut membantu mencarinya.
Namun sia-sia saja. Arloji kesayangan itu tetap tak ditemukan.
Tibalah saat makan siang.
Para pekerja serta pemilik arloji tersebut dengan semangat
yang lesu meninggalkan bengkel kayu tersebut.

Saat itu seorang anak yang sejak tadi memperhatikan
mereka mencari arloji itu, datang mendekati tumpukan
serbuk kayu tersebut. Ia menjongkok dan mencari.
Tak berapa lama berselang ia telah menemukan kembali
arloji kesayangan si tukang kayu tersebut.

Tentu si tukang kayu itu amat gembira.
Namun ia juga heran, karena sebelumnya banyak orang
telah membongkar tumpukan serbuk namun sia-sia.

Tapi anak ini cuma seorang diri saja,
dan berhasil menemukan arloji itu.

"Bagaimana caranya engkau mencari arloji ini?"

"Saya hanya duduk secara tenang di lantai.
Dalam keheningan itu saya bisa mendengar bunyi tik-tak,

Dengan itu saya tahu di mana arloji itu berada", jawab anak itu.

Keheningan adalah pekerjaan rumah yang paling
sulit diselesaikan selama hidup.

Sering secara tidak sadar kita terjerumus dalam
seribu satu macam 'kesibukan dan kegaduhan'.

Ada baiknya kita menenangkan diri kita terlebih dahulu
sebelum mulai melangkah menghadapi setiap permasalahan.

"Segenggam ketenangan lebih baik dari pada
dua genggam jerih payah dan usaha menjaring angin."

Salam,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar